Sabtu, 13 September 2014

6.Puisi Lama (Pantun, Gurindam, Syair, Mantra dan Bidal).



6.
Puisi Lama



PUISI LAMA, sebagaimana kita bahas secara singkat tadi adalah bentuk kesusasteraan yang merupakan buah cipta masyarakat lama. Mengenai kurun masyarakat lama aku tidak begitu tahu. Puisi lama merupakan puisi yang belum dipengaruhi puisi Barat.  Karya masyarakat lama yang termasuk kategori Puisi Lama adalah pantun, gurindam, syair, mantra dan bidal.

PANTUN
Pantun adalah puisi asli masyarakat Melayu. Puisi asli anak negeri bangsa-bangsa serumpun. Bangsa-bangsa rumpun Melayu adalah Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura. Pantun merupakan puisi lama. Pantun sering juga diartikan sebagai puisi Indonesia atau Melayu, yang tiap bait atau kuplet-nya terdiri atas empat baris bersajak (a-b–a-b). Setiap larik biasanya berjumlah empat kata. Baris pertama dan kedua biasanya berperan sebagai tumpuan atau sampiran. Sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
            Pantun memiliki ragam-ragam seperti, pantun biasa, pantun berkait, pantun kilat, pantun rantai dan talibun.
Pantun Biasa, adalah pantun yang memenuhi syarat sebagaimana pantun biasanya, tidak memiliki ciri-ciri khusus.
Pantun Berkait adalah pantun yang diucapkan atau dibacakan sambung menyambung antara larik kedua dan keempat bait pertama muncul lagi sebagai larik pertama dan ketiga bait berikutnya. Pantun berkait dinamakan juga seloka atau pantun rantai.
Pantun Kilat, adalah pantun yang hanya terdiri atas dua baris yang bersajak (a-a), masing-masing merupakan sampiran dan isi. Pantun kilat memiliki sebutan lain yaitu karmina. Karmina merupakan pantun kilat dua seuntai. Baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi yang berupa sindiran dengan rumus rima (a-a).
Misal
 kayu lurus dalam lalang
kerbau kurus banyak tulang
Talibun, masih masuk dalam kelompok pantun, tetapi memiliki perbedaan pada jumlah baris. Talibun memiliki baris berjumlah enam, delapan sampai sepuluh baris. Jika terdiri dari enam baris, maka tiga baris merupakan sampiran dan tiga barisnya adalah isi.
            Pantun yang bersajakan (a-a) kata abah adalah pantun yang telah menjelma menjadi syair. Peristiwa ini disebabkan oleh pengaruh sastra Arab. Akan halnya puisi modern merupakan puisi bebas yang tidak terikat bunyi. Puisi modern dinamakan juga sanjak. Sanjak terlahir dari perkembangan jaman dan pengaruh dari bangsa Eropa.
            Pantun dan Puisi merupakan bagian dari kesusastraan Indonesia bahkan bangsa-bangsa Melayu. Lalu apa yang dimaksud dengan kesusastraan itu, bah? Abah memahami kesusasteraan sebagai sebuah karya yang indah dengan menggunakan kata-kata atau gaya bahasa tertentu. Karya yang indah baik dilihat dari keaslian, isi maupun cara mengungkapkannya.
Menurut Isinya Pantun dapat  dibedakan menjadi beberapa,
1.    Pantun Anak
2.    Pantun Muda
3.    Pantun Tua
4.    Pantun Jenaka
5.    Pantun Nasihat
6.    Pantun Teka-Teki
dan lain-lain.
GURINDAM
Gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.
misalnya
baik-baik memilih kawan
salah-salah jadi lawan
kurang pikir kurang siasat
bisa jadi kelak tersesat
Ciri-ciri gurindam adalah :
ciri pertama, terdiri 2 (dua) baris,
ciri kedua, rima akhirnya /aa/
ciri ketiga, baris pertama merupakan syarat, baris kedua berisi akibat dari yang disebutkan baris pertama.
ciri keempat, umumnya berisi nasihat atau sindiran.

SYAIR
Syair,  berasal dari kata “syu’ur’ yang berarti perasaan.  Ada juga yang mengatakan berasal dari kata “syi’ir” sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Sesungguhnya diantara syi’ir itu mengandung hikmah.” [1].
Syair (n) sering diartikan sebagai sajak atau puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri dari empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair, berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata sya’ara yang berarti menembang (bertembang). Bersyair berarti mengarang syair. Oleh karena syair berasal dari bahasa Arab, tidak mengherankan jika dalam syair Indonesia banyak mengandung kata-kata Arab.  Selain itu, kita juga menemukan unsur nasihat yang berisi nilai-nilai agama Islam. Syairi juga diartika sebagai karangan yang mengandung rima. Penyair adalah pengubah sajak. Syair dapat dikenali dari bentuk dan isinya.
Syair memiliki beberapa bentuk yaitu,
1.    Syair yang berbentuk dongeng;
2.    Syair yang berisikan kiasan atau sindiran;
3.    Syair yang berisi cerita atau hikayat;
4.    Syair cerita kejadian
5.    Syair yang berisi ajaran agama dan budi pekerti.
Beberapa karakteristik seputar syair adalah,
a.    Terdiri beberapa bait;
b.    Tiap bait terdiri dari empat baris;
c.     Tiap baris terdiri delapan sampai sepuluh suku kata bahkan  lebih.
d.    Semua menjadi isi;
e.    Alurnya runtut karena menggambarkan cerita
f.      Akhirannya memiliki rima, atau berirama rangkai /aaaa/
Contoh: Mungkin kamu pernah mendengarkan M.H.Ainun Hajib bersyair (Jw:syiiran) dengan Kiai Kangjeng, seperti,

“ Tombo Ati”[2]
(Obat Hati)
Allohumma shalli wa salim 'ala,
Sayyidina wa maulana muhammadin,
'Adada ma fi 'ilmillahi sholatan,
Daimatan bi dawami mughiladhi.

Tombo ati iku lima ing wernane,
(Obat hati ada lima perkara)
Kaping pisan maca Qur'an lan maknane,
(yang pertama baca Qur’an dan maknanya)
Kaping pindho dzikir wengi ingkang suwe,
(yang kedua dzikir malam tanpa alpa)
Kaping telu weteng ira ingkang luwe.
(yang ketiga seringkali berpuasa)

Kaping pate solat wengi lakonana,
(yang keempat sholat malam laksanakan)
Kaping lima wong kang sholeh kumpulana,
(yang kelima orang sholeh jadi teman)
Salah sawijine sapa bisa ngelakoni,
 (salah satunya kamu bisa melakukan)
Insya Alloh Gusti Pangeran ngijabahi.
(Insya Allah akan diridhoi Tuhan)

MANTRA
Mantra, atau mantera adalah kata yang mengandung hikmat dan kekuatan gaib. Kata-kata yang dapat menyembuhkan atau mendatangkan celaka. Susunan kata-kata mantra biasa mengandung unsur puisi seperti rima dan irama, yang mengandung kekuatan tertentu. Biasanya diucapkan oleh pawang dan dukun untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Macam-macam mantra:
1.    Mantra kejahatan adalah mantra yang diucapkan untuk tujuan merusak biasanya menggunakan media tertentu untuk melancarkan serangan.
2.    Mantra Keselamatan, adalah mantra yang diucapkan untuk menjaga diri dari bahaya.
3.    Mantra Penawar, mantra yang dilafalkan untuk kepentinganpengobatan.
BIDAL
Peribahasa atau bidal meliputi pepatah, ungkapan, perumpamaan, tamsil, ibarat dan pameo.
1.    Pepatah,  adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua-tua. Biasa dipakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan bicara.
contoh:
tong kosong nyaring bunyinya - orang tidak berilmu banyak bualnya.
Pepatah berisi kata-kata kiasan yang dinyatakan dalam rangkaian kalimat. Yang dikiaskan ialah sesuatu tentang keadaan atau kelakuan seseorang.
2.    Ungkapan, adalah gabungan kata yang berisi kiasan tentang keadaan atau kelakuan seseorang yang dinyatakan sepatah kata sebagai bagian kalimat. Ungkapan terdiri dari gabungan kata maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya.
Contoh:
a.    Panjang tangan - (suka mencuri)
b.    Kambing hitam - (orang yang dijadikan tersangka)
c.     Ringan tangan - (suka menolong)
Penjelasan Makna yang tidak sama:
a.    Makna panjang dan tangan tidak memiliki makna yang sama dengan panjang tangan.
b.    Makna kambing dan hitam tidak memiliki makna yang sama dengan Kambing hitam.
c.     Makna ringan dan tangan tidak memiliki makna yang sama dengan ringan dan tangan
3.    Perumpamaan, adalah kalimat yang mengungkapkan keadaan, kelakuan atau sikap seseorang dengan mengambil perbandingan dari alam sekitarnya. Perumpamaan sering digunakan sebagai cara melakukan perbandingan, ibarat atau tamsil.
Contoh :
a.    bagai anak ayam kehilangan induk
b.    bagai pungguk merindukan bulan
c.     ibarat kacang lupa kulitnya
4.    Ibarat, adalah perkataan atau cerita yang dipakai sebagai umpama, perbandingan, lambing, kiasan.
contoh : aku ini ibarat burung dalam sangkar- mata terlepas badan terkurung.
5.    Tamsil, bagian dari perumpamaan, memiliki persamaan dengan ibarat. Tamsil bisa juga berupa ajaran yang terkandung dalam cerita, ibarat dan lukisan.
a.    bagai katak dalam tempurung
b.    bagai kerakap di atas batu - hidup segan mati tak mau
6.    Pameo, ialah kata-kata yang menjadi slogan popular karena sering diucapkan kembali yang sifatnya mengandung dorongan, semangat atau ejekan. contoh :
7.    Slogan, kata-kata atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, mudah diingat. Bertujuan untuk memberitahukan sesuatu ideology golongan, organisasi, partai politik.
Contoh :   
a.    Slogan ASEAN - Hidup berdampingan secara damai.
b.    Katakan tidak pada korupsi
c.     Lebih cepat lebih baik
d.    Kalau tidak kita siapa lagi
KALIMAT BERIRAMA
Kalimat berirama adalah kalimat dalam bentuk prosa, akan tetapi di dalamnya irama puisinya sangat kental.[]


[1] yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab,(HR.Baihaqi)
[2] E:\DATA PRIBADI\ABILMN\MODUL DAN CD SMPT\MODUL SMPT\KELAS 9Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX hlm,68

Tidak ada komentar:

Posting Komentar